Postur APBN sampai dengan akhir April 2025:
- Pendapatan negara Rp810,5 triliun (27% target)
- Belanja negara Rp806,2 triliun (22,3% pagu)
- Surplus APBN Rp4,3 triliun (0,02% PDB)
Setelah mengalami defisit di tiga bulan pertama, APBN mencatatkan surplus pada April 2025. Penerimaan pajak mengalami akselerasi pasca mengalami beberapa restitusi dan penyesuaian TER atas pajak penghasilan pegawai (PPh 21).
Meski tensi dagang mulai mengalami deeskalasi, kondisi dinamika global masih tinggi. Negosiasi antara AS dan Tiongkok belum mencapai kesepakatan, kedua negara menunda pengenaan tarif resiprokal selama 90 hari dan menurunkan tingkat tarif.
Dunia masih akan melihat dampak dari kebijakan ini, termasuk juga terkait RUU pemotongan pajak AS yang berisiko memperlebar defisit APBN negara tersebut dan berdampak pada kebijakan suku bunga The Fed yang juga akan memengaruhi pasar keuangan global.
Ekonomi Indonesia masih cukup resilien. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1 2025 mencapai 4,87% yoy--relatif terjaga dibanding beberapa negara seperti, Malaysia, Singapura, AS, Thailand, Jepang.
Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89% yoy. Sebagian besar sektor tumbuh positif, di antaranya; sektor pertanian tumbuh signifikan 10,52% yoy; transportasi 9,01% yoy; perdagangan 5,03% yoy; manufaktur 4,55% yoy. Selain itu, inflasi Indonesia masih terkendali pada 1,95% yoy. Optimisme masyarakat juga terjaga, terlihat dari IKK yang kembali tumbuh di level 121,7.
APBN sebagai “TOP AGENT” akan terus dikelola secara hati-hati, namun tetap ekspansif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional…
๐ง๐ฐ๐ณ ๐ต๐ฉ๐ฐ๐ด๐ฆ ๐ธ๐ฆ ๐ฉ๐ฐ๐ญ๐ฅ ๐ค๐ญ๐ฐ๐ด๐ฆ, ๐ข๐ฏ๐ฅ ๐ง๐ฐ๐ณ ๐ต๐ฉ๐ฐ๐ด๐ฆ ๐ธ๐ฆ ๐ฏ๐ฆ๐ท๐ฆ๐ณ ๐ฎ๐ฆ๐ฆ๐ต *)
Dari Konferensi Pers #APBNKiTa Edisi Mei
Jakarta, 23 Mei 2025
Red