Makassar — UPT SPF SMP Negeri 22 Makassar terus menunjukkan komitmen dalam membangun pendidikan karakter dan menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi siswa.
Sejak terpilih sebagai Kepala Sekolah pada tahun 2016, Dr. Hj. Salmah, S.Pd., M.Pd mengatakan jika kondisi awal sekolah sangat memprihatinkan, terkait karakter siswa dan tingginya angka kenakalan remaja.
“Saat pertama saya masuk, saya melihat situasi sekolah yang perlu perhatian serius, dimana banyak siswa yang bermasalah dari sisi karakter, dari berbagai latar belakang keluarga seperti broken home menjadi faktor utama,” Ungkap Kepala Sekolah.
Dalam kondisi tersebut maka pihak sekolah mengambil langkah aktif dengan menghadirkan berbagai inovasi pendidikan dan meningkatkan keterlibatan orang tua dan salah satu langkah strategis yang diterapkan adalah pemanggilan orang tua setiap tiga bulan untuk memonitor perkembangan siswa dan memberikan pendampingan terkait pendidikan karakter di rumah.
“Sekolah bukan satu-satunya yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, karena orang tua juga memiliki peran dominan, sehingga setiap program kami selalu melibatkan dan mendapatkan persetujuan dari orang tua,” Jelasnya
Pada tahun 2018, sekolah meluncurkan program “Kelas Bengkel” (Benahi Kesulitan Belajar Siswa) untuk mengidentifikasi dan menangani langsung permasalahan siswa di setiap kelas, di mana anak-anak yang mengalami masalah perilaku dan akademik didampingi secara intens, bahkan melibatkan orang tua secara langsung.
Selain itu, sekolah juga menjalankan program “Jumat Berbagi”, yaitu kegiatan berbagi makanan oleh siswa kepada masyarakat setiap bulan untuk menumbuhkan jiwa sosial dan kepedulian.
“Jika satu siswa membawa satu makanan dan siswa kami lebih dari 1.000 orang, maka ada seribu makanan yang bisa dibagikan. Ini mengajarkan nilai empati sejak dini,” Tuturnya
Penerapan tata tertib disiplin juga menjadi perhatian dan orang tua menanda tangani surat pernyataan untuk mendukung aturan sekolah, termasuk larangan membawa handphone saat belajar, karena handphone siswa disimpan di loker dan baru bisa diambil saat pulang sekolah dan di terapkannya kebijakan ini guna mencegah tawuran, perundungan, serta pergaulan negatif di luar sekolah.
Terkait seragam sekolah, Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Makassar menanggapi dan menegaskan jika sekolah tidak pernah mewajibkan pembelian atau penjahitan seragam di tempat tertentu.
“Kami tidak mengetahui adanya himbauan menjahit seragam di satu tempat, karena sekolah tidak pernah mewajibkan dan tidak ingin dirugikan seperti kasus di sekolah lain dan kami hanya ingin siswa berpakaian rapi seperti kemeja dan celana kain atau yang layak di kenakan saat ke sekolah,” Harapnya
Pihak sekolah telah menelusuri informasi tersebut dan akan memanggil orang tua yang menyebarkan informasi yang keliru, mengenai salah satu tempat penjahitan seragam yang di duga di lokasi area jalan Ir Juanda 1 Makassar
Harapan Kepala Sekolah agar pembagian seragam gratis dari pemerintah dapat segera di realisasikan segera, agar supaya siswa dapat lebih nyaman dalam belajar.
“Kami ingin agar siswa berpakaian rapi dan berkarakter baik dan semoga pembagian seragam segera terlaksana agar tidak ada lagi kesalah pahaman,” Tutup Kepsek Ibu Dr. Hj. Salmah, S.Pd, M.Pd dengan ramah pada awak media
Liputan : Mhi LiNa, SE.